Sabtu, 02 Februari 2013
Berkurbanlah dan Berilah Kesempatan Kepada Orang Lain Agar Selalu Dikenang
Kamis, 22 November 2012
Membiasakan Dari Yang Kecil
Berpenampilan Menawan
Orisinilitas Pemikiran Islam
- Pentingnya mengenali dan memahami pemikiran Islam dari sumbernya yang primer yakni Al-Qur'an dan Sunnah Sahihah. Ada juga yang mengambil semua pendapat para pakar seperti Hasan Hanafi, Durkhein tanpa melakukan telaah kritis terhadap pendapat orientalis sebagai hujjah dalam tulisan mereka, tanpa kritik atau membandingkan dengan pendapat yang lain, tetap memiliki banyak kelemahan antara lain:
- Kurang memahami bahasa Arab, zauq dan berbagai indikatornya terhadap Al-Qur'an dan Sunnah Sahihah.
- Peranan superior barat mereka beranggapan sebagai pemimpin dunia dan Eropa untuk dunia.
- Menolak Islam dengan alasan Al-Qur'an bukanlah kitab Allah dan Nabi Muhammad saw bukan Rasul-Nya.
- Study orientalis ditujukan untuk tujuan praktis tertentu dari negara yang membiayainya dengan demikian study mereka sulit terlepas dari kenetralan.
- Pelajari bahasa Arab dengan segenap cabang ilmunya.
- Ketahui ilmu-ilmu syariah, tafsir, ulumul Qur'an, hadits, musthalah hadits fiqih/ushul, aqidah tasawuf dan akhlak.
- Sirah Nabawiyah, tarekh Islam, tarekh sahabat dan biografi sahabat dan tabiin. Belajar secara mendalam dari semua itu secara fokus dan terintegrasi.
- Rasa bangga dan senang hati untuk memberikan loyalitas kepada Islam. Radhitubillahi rabba, wabil islami dina wabimuhammadin nabiyu warasulah. Segala aktifitas kehidupan di dunia sampai ke alam baqa atau akhirat disesuaikan dengan ajaran Islam. Hidup dengan Islam jadi mulia sangat terhormat dan kalau mati dalam mengamalkan syahid (isy kariman aumyt syahidan) dan firman-Nya: "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang nenyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh, dan berkata: Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"
- Kembali kepada prinsip-prinsip Islam. Kebanggan dengan Islam tidak akan ada artinya bila tidak dibuktikan dengan amaliyah yang bersendikan pokok-pokok ajaran Islam. Apa yang dikhawatirkan oleh para ulama salaf: "Anda semua berada di suatu masa yang banyak ahli fiqihnya, sedikit tukang omongnya, banyak yang dermawannya, tapi sedikit peminta-mintanya, amaliyah saat itu lebih baik dari pada keilmuan. Dan akan datang masa kepadamu suatu masa yang sedikit ahli fiqihnya, banyak tukang omonya, sedikit para pemberinya dan banyak para peminta-minta dan dikira saat itu ilmu lebih baik dari pada amaliyah atau dengan semboyan ar-rujuu ila al quran wa sunnah."Ibnu Taimiyah takut umat Islam dengan tuduhan sebagai kaum fundamentalis, itulah fitnah dan dendam barat dan orientalis terhadap Islam sampai hari kiamat.
- Menghidupkan tradisi ulama salaf (sahabat dan tabiin). Mengikuti ulama salaf artinya kita ikuti hasil ijtihad yang telah mereka lakukan sesuai dengan hasil kemampuannya dengan memperhatikan zaman, kondisi, situasi, budaya serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Memanfaatkan khazanah pemikiran umat Islam terdahulu. Dalam memanfaatkan khazanah pemikiran Islam terdahulu, umat kita sekarang harus selektif dan hati-hati dalam memilih pendapat-pendapat yang telah ada dan lebih dekat dengan jiwa keislaman.
Makna Halal Bi Halal
Pertarungan iman dengan nafsu selama sebulan suntuk dalam Ramadhan kemarin, akan berakhir dengan kemenangan di satu pihak dan kekalahan di lain pihak. Apakah kita berhasil keluar sebagai sang juara atau tidak. Silahkan introspeksi masing-masing. Umat Islam di dalam puasa Ramadhan telah diperintah berpuasa dari makan, minum, dan menghentikan segala macam yang membatalkan puasa selama sebulan penuh. Apabila umat Islam selama satu bulan dilatih menghentikan yang halal di siang hari, menahan diri dari pembicaraan yang kotor, maka akan mudah menahan diri dari melakukan perbuatan terlarang di luar bulan Ramadhan.Pada hari bulan Ramadhan umat Islam diperintahkan membayar zakat fitrah untuk disampaikan kepada kaum fakir miskin yang berhak menerimanya.Idul Fitri maksudnya "kembali kepada hari berbuka setelah melaksanakan kewajiban puasa Ramadhan." Fitri berasal dari akar kata "Fatara" yang artinya "Berbuka."Kemudian ucapan selamat hari raya Idul Fitri diiringi dengan ucapan: Minal 'Aaidin Walfaaiziina." Maksudnya adalah: "Semoga kita termassuk golongan yang kembali kepada ajaran "Aadiina" dan semoga kita termasuk golongan yang menang: "Faaiziina". Kembali kepada ajaran agama yang benar sesuai dengan petunjuk Allah dalam Al-Qur'an, dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw yang diajarkan di dalam hadits-hadits Nabi Muhammad saw.Kedua ucapan itu mengandung do'a dan harapan: Do'a, karena kita telah selamat menunaikan puasa selama bulan Ramadhan. Harapan, agar ibadah puasa Ramadhan yang telah mendidik umat Islam DISIPLIN melaksanakan ibadah, melatih diri bersikap sabar dan diakhiri membayar zakat fitrah untuk memberikan bantuan kepada kaum yang lemah supaya dipelihara dan dipertahankan dalam kesucian dan kebenarannya.Kata Ied, akar katanya berarti "Kembali".Kata Fitrah dapat diartikan dalam berbagai makna, sesuai dengan sasarannya, diantaranya: Fitrah berarti "asal kejadian". Fitrah berarti "kesucian". Fitrah yang berarti " Agama yang benar".Dari arti kata Ied dan tiga kat Fitrah tersebut, maka ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri dapat dirumuskan dalam kalimat yang ringkas, yaitu: "Bagi umat yang telah mengakhiri puasa Ramadhan dan membayar zakat fitrah dia kembali kepada asal kejadiannya yang suci, dan menhikuti petunjuk agama Islam yang benar". Tujuan ibadah puasa Ramadhan dan membayar zakat fitrah adalah untuk mencari rasa bahagia dalam memberi dan menggembirakan sesama manusia, yaitu: "Melatih membiasakan diri kita mencari rasa bahagia dan menikmatinya".Semua ini bila dilakukan dengan sadar dan ikhlas, dengan tidak mengharapkan sesuatu apapun melainkan keridhaan Allah SWT semata-mata, maka semua amal perbuatan itu akan memberikan bekas pada jiwa yang melakukan ibadah:
Bekas, berupa ketenangan dan ketenteraman jiwa, yang senantiasa dapat dinikmati oleh tiap-tiap orang yang menjalankan ibadah dengan ikhlas dan khusyu', sebagai hasil dari rasa dekat dan akrab kepada Allah SWT. Bekas, berupa pembaharuan kesadaran kepada kewajiban kita yang harus dipenuhi terhadap sesama manusia, para anggota masyarakat yang lemah dan tak punya. Bekas, berupa tambahan kekuatan untuk memberantas sifat rakus, tamak, dan bakhil, berupa sifat a-sosial yang merusak kesejahteraan hidup bermasyarakat. Bekas, berupa tambahan kekuatan baru untuk mengendalikan hawa nafsu, itulah yang mengendalikan keinginan dan tingkah laku manusia.Kepada umat Islam yang telah lulus melaksanakan ibadah puasa Ramadhan itu, hasil kemenangan yang diperoleh di bulan Ramadhan adalah: "Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman)". (QS. 87. Al-A'la: 14). Yang dimaksud dengan menang adalah:
Menang dari pelawanan terhadap dorongan hawa nafsu yang selalu ingin menindas manusia, karena perbuatan zalim aniaya. Menang terhadap mempertahankan kesucian diri dari merampas hak orang lain, karena menuntut komisi dalam transaksi dagang atau korupsi ketika diserahkan amanah. Menang terhadap perbuatan dosa lainnya, sehingga alam pikiran dan sukma jiwa kita bebas dari kotoran berfikir, dan bebas dari sifat iri dan dengki yang tergores di dalam hati.Maka pantas dan wajarlah "Kemenangan umat Islam" merayakan Idul Fitri, tapi pertanyaan tadi belum terjawab, apakan saya berhak mendapatkan gelar taqwa atau tidak? Dalam kenyataannya banyak orang mukmin yang gagal dalam pertarungan, seperti apa yang disinyalir oleh Rasulullah saw, artinya: "Banyak orang puasa (yang gagal menaklukan nafsunya), keuntungan puasa hanya haus dan lapar semata". (HR. Thabrani dan Ibnu Umar) Namun sarana untuk memperoleh itu sudah disiapkan oleh Allah SWT yaitu:
Menekuni pengamalan ibadah Mendalami isi Al-Qur'an serta berpegang teguh dengannya.
Halal bi halal, dua kata berangkai yang sering diucapkan dalam suasana Idul Fitri, adalah satu dari istilah-istilah "Keagamaan" yang hanya dikenal oleh masyarakay Indonesia. Istilah tersebut sering kali menimbulkan tanda tanya tentang maknanya, bahkan kebenaran dari segi bahasa, walaupun semua pihak menyadari bahwa tujuannya adalah menciptakan keharmonisan antara sesama.Halal bi halal artinya secara logat (bahasa) ialah "Halal dibahas dengan halal atau halal timbulnya karena halal.Tapi kenyataan dalam masyarakat Indinesia ialah: Hlal bi halal itu ialah: "Suatu pertemuan kekeluargaan yang penuh kesyukuran dan kemesraan, serta saling bermanfaat habis hari raya Idul Fitri".Dalam kamus Arab - Indonesia oleh Prof. H. Mahmud Yunus, artinya: "dihalalkan, diizinkan" dan dalam kamus Arab - Indonesia - Inggris oleh Abd. Bin Nuh dan Umar Bakry, artinya: Mutual congratulation at the end of the fast". Artinya: "Saling memberi ucapan selamat habis melaksanakan puasa". Halal bi halal pertama kali diadakan oleh Presiden Soekarno di Yogyakarta pada tahun 1946 dalam agresi Belanda.
Tujuan utama acara halal bi halal ini tampak dalam prakteknya ialah: "Saling bermafan secara masal", demi utuhnya Ukhuwah Islamiyah, sehingga terwujud masyarakat yang penuh damai yang diridhai oleh Allah SWT. Jika demikian, berhalal bi halal merupakan suatu bentuk aktifitas yang mengantarkan para pelakunya untuk meluruskan benang kusut, menghangatkan hubungan yang tadinya membeku sehingga cair kembali, melepaskan ikatan yang membelenggu, serta menyelesaikan kesulitan dan problem yang menghadang terjadinya keharmonisan hubungan.Sehubungan dengan pemaaf ini, Rasulullah saw bersabda yang artinya: "Ada tiga macam akhlak mulia di sisi Allah: 1. Engkau beri maaf orang yang zalim kepada engkau; 2. Engkau beri maaf orang yang bakhil kepada engkau, dan 3. Engkau hubungi orang yang memutuskan hubungan dengan engkau". (Al Khatib dari Anas)
Nabi memberi maaf seorang wanita Yahudi yang meracuninya. Nabi memberi maaf penduduk Thaif yang melempari Nabi dengan batu secara masal. Rasul memberi maaf penduduk Makkakh yang menganiayan Rasul bertahun-tahun ketika menaklukan Makkah, semua mereka dimaafkan dan dibebaskan, diberi amnesti dan abolisi. Pada suatu ketika, seorang lawan pernah mendatangi rumah beliau dengan membawa kotoran onta yang basah dan melemparkannya ke muka Nabi. Waktu itu, putri beliau, Siti Fatimah. Lari datang dari dapur dan memaki-maki pengecut itu. Rasulullah saw berkata kepada putrinya, "Tidak usah dimaki-maki, ambilkan sajalah air supaya kotoran yang mmercik ke muka ayah ini, dapat dibersihkan". Diceritakan pula, bahwa pada suatu hari, seorang wanita Yahudi datang menemui Nabi ke rumah dan mengucapkan salam yang bersifat olok-olokan: "Assamu 'alaikum", artinya: "Mudah-mudahan mampuslah engkau". Istri Nabi, Siti Aisya, yang pada waktu itu mendengar ucapan yang tidak wajar itu, dengan spontan berkata kepada wanita Yahudi itu: Hendaknya kamu sendirilah yang akan mampus". Mendengar reaksi Siti Aisya Rasulullah saw berkata kepada istrinya: "Allah tidak senang mendengar perkataan kasar yang mengandung nada dendam".Menghayati kejadian ini, maka lagu "Tiada Maaf Bagimu", bukanlah lagunya seorang muslim, karena Al-Qur'an hanya menganjurkan agar memberi maaf kepada kawan dan lawan.Firman Allah SWT: "... dan kemaafanmu itu, lebih dekat kepada taqwah...". (QS. 2. Al-Baqarah: 237)Itulah peristiwa yang terjadi pada diri Nabi sendiri yang yang menunjukan kebesaran jiwanya pada sisi kawan dan lawan.
Sabtu, 17 November 2012
Mudahnya Seorang Wanita Masuk Syurga
Rasulullah saw bersabda yang bermaksud: "Apabila seseorang wanita melakukan sholat lima waktu, puasa Ramadhan, memelihara maruahnya, dan taat suami, maka masuklah mana-mana pintu syurga yang kamu kehendaki." (Riwayat)
Seorang wanita memang mudah masuk ke syurga dibandingkan dengan lelaki. Ini karena, jika seorang wanita itu betul-betul mengikuti apa yang telah ditetapkan dalam agama Islam. Syurga adalah tempatnya
Dibandingkan dengan lelaki, banyak yang perlu dipertanggungjawabkan sebelum masuk ke syurga, Allah akan menanyakan anak-anaknya, Allah akan menanyakan isteri-isterinya, berkenaan apa yang dia perbuat di masa hidupnya, jihadnya kemana dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan Allah yang harus dipertanggungjawabkan.
Tetapi, wanita juga yang paling ramai di dalam neraka karena sholat yang dilakukan oleh seorang wanita itu kadangkala tidak mencegah dirinya dari perkara keji dan munkar, wanita juga orang yang suka berpuasa, tetapi puasanya hanya menahan lapar dan dahaga saja, tapi masih melakukan dosa-dosa, dosa kecil ataupun dosa besar.
Wanita sangat susah menjaga maruahnya, masih suka membuka aurat, walaupun berjilbab, tetapi tidak mengikuti ketentuan syara' dan banyak wanita yang juga gagal untuk taat kepada suaminya.
Bagaimana dengan menjaga maruahnya dan taat kepada suami? Pada dua perkara inila wanita paling banyak gagal. Aurat tidak dijaga ketika berangkat bekerja. Pakaian yang memamerkan aurat yang juga akan memancing dosa-dosa besar lainnya. Pergaulan mereka yang juga dapat membawa pada perbuatan membicarakan orang lain, menjaga mata dan terutama mulutnya.
Mengenai mentaati suami. Kenyataanya isteri paling banyak gagal dalam masalah mentaati suaminya, kata-kata dan perintah suami disanggah dan dibantah dengan alasan-alasan yang sesungguhnya tidak mengandung kebaikan. Layakah mereka masuk syurga dengan sifat dan perbuatan yang dilakukannya?
Insyaflah wahai wanita yang sudah dipanggil isteri. Jangan jadikan diri Anda menjadi orang-orang yang menghuni neraka.
Semoga semua amalan yang kita lakukan diterima dan diridhoi Allah SWT. Amin.