Kalimat pengandaian digunakan untuk mengungkapkan suatu kejadian yang AKAN terjadi BILA penyebabnya (yang merupakan kejadian pertama) terjadi duluan. Dengan kata lain, kejadian "B" (katakanlah begitu, untuk memudahkan) akan terjadi bila kondisi-kondisi penyebabnya (kejadian "A") telah terjadi. Simpelnya, jika A maka B. Jika tidak A, maka tidak B pula. Jika anda masak nasi, ya akan dapat nasi. Jika tidak masak nasi, tentu saja ga punya nasi (kecuali dikasih tetangga.. hehehe).
Kalimat pengandaian bisa menggambarkan kondisi aktual atau nyata Real dan bisa juga mendeskripsikan harapan (terhadap sesuatu belum atau tidak terjadi) atau yang disebut Not Real. Jika memang aktual, maka hasilnya akan didapat di masa datang. Jika berupa pengandaian atau harapan, maka hasilnya sudah didapat sekarang hanya saja tidak sesuai dengan harapan. (duh...kalimatku kok kacau gini ya..)
Conditional sentence biasanya dimulai dengan kata "if" (jika) dan diikuti dengan klausa atau anak kalimat. Kalimat yang diungkapkan dalam kondisi past tense adalah pengungkapan harapan atas realitas yang tidak sesuai rencana/harapan. Makanya, hasil yang terjadi adalah kebalikannya. Here is an example:
- 1. If the bus hadn’t already passed by, we would’ve been on time for our meeting.
Kenyataannya adalah If the bus hadn’t already passed by means that the bus did pass by. Klausa lain, we would’ve been on time, malah berarti we were not on time. Busnya memang datang, tapi tetap aja telat.
- 2. If the bus had already passed by, there would be no people waiting.
Klausa pengandaian, If the bus had already passed by adalah kalimat positif yang mana artinya menjadi kebalikannya, negatif, the bus did not pass by, Klausa akibat, there would be no people waiting bermakna negatif yang mana berarti kebalikannya there are people waiting.
- 3. If the man had called the ambulance, the boy would’ve survived.
Kejadian sebenarnya adalah: Si anak laki-laki itu tidak selamat, karena si bapak tidak memanggil ambulans. This means the man did not call the ambulance and the boy did not survive.
Coba anda rasakan perbedaannya jika kita menggunakan present tense. Ini yang dinamakan kondisi sebenarnya karena klausa2 tersebut (baik itu pengandaian, akibat) tidak mempunyai arti yang berlawanan. Contoh:
If the bus arrives soon, we’ll be on time for our meeting
. Jika busnya tepat waktu, kita akan tepat waktu untuk rapat. Kenyataannya ya... memang belum terjadi. The bus still might arrive soon, and if it does, we’ll be on time for our meeting.
If the man calls the ambulance, the boy will survive
. Jika pria tersebut menelpon ambulans, si anak laki2 itu akan selamat.The man might call the ambulance, and the boy might survive.Harapan (Wish)
Kata kerja "wish" bisa menggambarkan kondisi nyata dan tidak nyata. Seperti contoh yang diatas, jika diungkapkan dengan tenses yang "selangkah lebih mundur" dari past tense, maka itu berarti tidak sesuai kejadian sebenarnya.
0 Komentari ya..:
Posting Komentar