Jumat, 03 Agustus 2012

Penyakit Itu Bernama Dengki


"Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetehui segala apa yang merega kerjakan". (QS. Ali Imran : 30)
Awal sejarah tentang kesalahan atau dosa manusia di dunia menurut sebagian ahli hikmah adalah dimulai dari adanya rasa dengki pada diri Qabil terhadap saudaranya Habil. Qabil memendam perasaan kekecewaan, ketidaksukaan, ketidaksenangan terhadap saudaranya Habil yang berakhir dengan pembunuhan (lihat QS. 5 : 30).
Dengki (hasad), kata Imam Al Ghazali, adalah membenci nikmat yang Allah berikan kepada orang lain dan ingin agar orang tersebut kehilangan nikmat itu. Dengki dapat merayapi hati orang yang merasa kalah wibawa, kalah popularitas, kalah pengaruh atau kalah pengikut. Yang didengki tentulah orang yang dianggapnya lebih dalam hal wibawa, popularitas, pengaruh, dan jumlah pengikut. Tidak mungkin seseorang merasa iri kepada seseorang yang dianggapnya lebih "kecil" atau lebih "lemah". Pepatah mengatakan, "kullu dzi ni'matin mahsuudun". (Setiap yang mendapat kenikmatan pasti didengki).
Sabda Nabi SAW., "Hindarilah dengki karena sesungguhnya dengki itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar". (HR. Abu Daud)
Di antara makna memakan kebaikan, seperi yang disebutkan dalam hadits di atas, dijelaskan dalam kitab 'Aunul Ma'bud' (13/168), "Memusnahkan dan menghilangkan (nilai) ketaatan pendengki sebagaimana api membakar kayu bakar. Sebab kedengkian akan mengantarkan pelakunya menggunjing orang yang didengki dan perbuatan buruk lainya. Maka bertambahlah pada orang yang didengki kenikmatan demi kenikmatan sedangkan pendengki kerugian demi kerugian".
Allah berfirman yang arinya: "Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong". (QS. 3 : 22)
Hilangnya pahala itu hanyalah salah satu bentuk kerugian pendengki. Masih banyak kebaikan-kebaikan yang akan hilang dari pendengki, antara lain :


  • Kalah Dalam Penjuangan
Orang dengki perilakunya biasanya tak terkendali. Terlibat dalam tindakan merusak nama baik, menghina dan melecehkan orang yang didengkinya. Dengan cara itu ia menganggap akan merusak citra, nama baik, dan daya tarik orang yang didengkinya; dan sebaliknya, mengangkat citra, nama baik dan kredibilitas pihaknya. Namun kehendak Allah tidaklah demikian.
Rasulullah SAW. bersabda: "Tidak ada seorangpun yang menghinakan seorang muslim di satu tempat dimana ia dinodai harga dirinya dan dirusak kehormatannya melainkan Allah akan menghinakan orang (yang menghina) itu di tenpat yang Ia inginkan pertolongan-Nya. Dan tidak seorangpun yang membela seorang muslim di tempat dimana ia dinodai harga dirinya dan dirusak kehormatannya melainkan Allah akan membela orang (yang membela) itu di tempat yang Ia menginginkan pembelaan-Nya." (HR. Abu Dawud)
  • Mennurunkan Kredibilitas
  • Ketika Seseorang melampiaskan kebencian dan kedengkian dengan melakukan propaganda busuk dan hasutan kepada pihaklain, jangan berkhayal bahwa semua orang akan terpengaruh olehnya. Yang terpengaruh hanyalah orang-orang yang tida kmembuka mata, telinga, hati dan rasio, atau memang sudah "Satu Frekuensi" dengannya. Akan banyak pula yang melakukan tabayyun, cari informasi pembanding, dan berfikir objektif. Nah, semakin hebat gempuran kedengkian dan kebencian itu, bagi orang yang berfikir objektif justru akan semakin tahu kebusukan hati si pedengki. Orang normal yang memiliki nurani pasti tidak akan senang dengan fitnah, isu murahan, atau intrik pecundang. Penghasut (provokator) yang hanya menjelek-jelekan pihak lain justru terlihat seperti orang yang kurang kerjaan. Tidak punya sisi positif yang layak jual. Bisanya hanya mencari-cari apa yang ia anggap sebagai kesalahan. Bahkan kebaikan, di mata orang dengki bisa disulap menjadi keburukan. Apa ada orang waras yang akan simpati padanya?
  • Mirip Orang Munafik
  • Perilaku dan sikap pendengki mirip orang munafik. Di antara perilaku orang munafik adalah selalu mencela dan mencaci apa yang dilakukan orang lain terutama yang didengkinya, jangankan yang buruk dan yang nyata-nyata baikpun akan dikecam dan dianggap buruk. Allah menggambarkan perilaku itu sebagai perilaku orang munafik.(lihat QS. 9: 79)
    Abi Mas'ud Al-Anshari menyebutkan, saat turun ayat tentang infaq para sahabat. Ketika ada yang memberi infaq dalam jumlah besar, orang-orang munafik mengatakan bahwa dia riya. Dan ketika ada yang berinfaq dalam jumlah kecil, Allah tidak butuh infaq yang kecil itu.HR. Bukhari dan Muslim).
  • Susah Maju
  • Orang dengki, ketika kalah dan gagal dalam perjuangan cenderung mencari-cari kambing hitam. Menuduh pihak luar sebagai biang kegagalan, bukan melakukan introspeksi. Menurut para ahli jiwa, ini adalah perilaku "primitif" dan "kekanakan". Lihat saja masyarakat pedalaman Afrika sana. Kalau ada yang sakit maka yang dicari siapa yang mengirim santet atau teluh, bukan menganalisa apa gejala serta bagaimana mengobatinya. Semakin larut dalam mencari-cari kesalahan pihak lain, akan semakin habis waktu dan terkuras potensinnya hingga tak mampu memperbaiki diri. Dan tentu saja sikap ini hanya akan menambah keterpurukan dan sama sekali tidak dapat memberikan manfaat sedikitpun untuk mewujudkan hasratnya.
  • Gelap Mata Hati
  • Dengki membuat pengidapnya tidak dapat melihat kelemahan dan kekurangan diri sendiri; dan tidak dapat melihat kelebihan pihak lain. Akibatnya, jalan kebenaran yang terang benderang jadi kelam tertutup kabut kedengkian. Apapun yang dikatakan, apapun yang dilakukan, apapun yang datang dari orang yang didengkinya adalah salah dan buruk. Akhirnya, ia tidak bisa menjadi orang yang cerdass seperti disebutkan Al-Qur'an:
    "Orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal." (QS 39: 18)
  • Membebani Diri Sendiri
  • Orang yang membiarkan dirinya dikuasai oleh iri-dengki, hidupnya menanggung beban berat yang tidak seharusnya ada. Bayangkan. setiap melihat orang yang didengkinya dengan segala kesuksesannya, mukanya akan menjadi tertekuk, lidahnya mengeluarkan sumpah serapah, bibirnya berat untuk tersenyum. Lebih parah lagi, hatinya semakin penuh dengan dengki, marah, benci, curiga, kesal, kecewa, resah, dan perasaan negatif lainnya.
    Nikmatkah kehidupan yang penuh dengan perasaan ini? tentu saja sakit. Bumi yang luas ini terasa sumpek. seperti layaknya penyakit, ketika dipelihara akan mendatangkan penyakit lainnya (komplikasi). Demikian pula penyakit hati yang bernama iri-dengki. Bila tidak dihilangkan akan mengundang penyakit lainnya. Maha Benar Allah yang telah berfirman:
    "Di dalamhati mereka adapenyakit maka Allah tambahkan kepada mereka penyakit (lainnya)." (QS 2: 10)
  • Mencukur Gundul Agama
  • Rasulullah SAW. bersabda:"Telah menjakitikalian penyakitumat-umat (terdahulu): kedengkian dan kebencian. itulah penyakit yang akan mencukur gundul. Aku tidak mengakatan bahwa penyakit itu akkan mencukur rambut, melainkan mencukur agama." (HR. Turmudzi)
    Islam adalah rahmat bagi alam. Tapi Islam yang dibawa oleh orang yang mendendam dengki tidak akan dirasakan rahmatnya oleh orang lain. Bahkan pendengki tidak mampu untuk sekedar menyungging senyum, mengucapkan kata selamat, atau melambaikan tangan bagi saudaranya yang mendapat sukses, baik dalam urusan duniamaupun akhirat. Apalagi untuk membantu dan mendukung saudaranya yang mendapat sukses itu. Dengan demikian Islamnya jadi tidak produktif dengan kebaikan alias gundul. (lihat QS. 2:264)
    Khatimah
    Dengki adalah penyakit yang sangat buruk. Al-Qur'an menyamakan bahaya dan kejahatan orang dengki dengan tukang sihir (QS. Al Falaq). Padahal pelaku sihir dapat membatalkan iman. Al-Qur'an (QS. 2: 146) juga menggambarkan bahwa para rahib Yahudi dan Nasrani mengenal ciri-ciri kenabian Muhammad SAW. sebagaimana mengenal anak-anak mereka sendiri. Namun kedengkian yang telah merasuk ke dalam jiwa mereka menjadikan mereka menolak kebenaran Islam (QS. 2:109, 3:19, 45:17) bahkan mengubah isi Al Kitab (QS. 4: 46). Karena dengki, putra-putra Nabi Ya'qub tega menjerumuskan dan memfitnah saudaranya Nabi Yusuf a.s. lalu berdusta kepada ayahnya.
    Adakah puasa selama Ramadhan ini mampu mengikis habis sifat dan penyakit dengki dari hati kita? Ataukah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakan kedengkian mereka? (QS. Muhammad: 7)
    Wallahu 'alam bish-showab

    0 Komentari ya..:

    Posting Komentar