Punya Laptop Tapi Gak Menguasai..!

Buat Anda yang punya laptop namun tidak menguasai baik menggunakan, merawat dan memperbaikinya, kami siap membantu Anda.

Design Is A Behaviour

Desain adalah perilaku seseorang, mencerminkan keperibadiannya.

Desain Brosur

Beberapa contoh desain brosur, dan kami selalu siap membantu desain brosur usaha Anda.

Bingung Bikin Logo Usaha Baru Anda

Kami profesional dan siap menjadi konsultan logo usaha Anda dengan beberapa contoh logo yang kami tawarkan.

Galeri Photo

XphoDesign juga melayani pembuatan album galeri photo keluarga maupun kegiatan Anda.

Desain Spanduk

Spanduk adalah salah satu media promosi, XphoDesign siap mendesain spanduk sesuai kebutuhan Anda dan dengan perpaduan warna yang sangat menarik.

Pembuatan PIN

Pemesanan PIN dapat Anda lakukan dengan langsung menghubungi, dan Anda juga bebas menggunakan gambar dari Anda sendiri atau kami juga siap membantu.

ID Card

Kami juga melayani pembuatan ID Card dengan berbagai macam desain dan jenis gantungan yang sesuai dengan selera Anda.

Web Design

Kami telah lama berkecimpung di dunia ini dan klien kami telah membuktikannya.

Pendidikan Dan Pelatihan

Kami mempunyai beberapa tenaga pengajar atau narasumber yang sangat berkompeten di bidangnya masing-masing.

Kamis, 22 November 2012

Orisinilitas Pemikiran Islam

Ada beberapa cirinya, yaitu:
  1. Pentingnya mengenali dan memahami pemikiran Islam dari sumbernya yang primer yakni Al-Qur'an dan Sunnah Sahihah. Ada juga yang mengambil semua pendapat para pakar seperti Hasan Hanafi, Durkhein tanpa melakukan telaah kritis terhadap pendapat orientalis sebagai hujjah dalam tulisan mereka, tanpa kritik atau membandingkan dengan pendapat yang lain, tetap memiliki banyak kelemahan antara lain:
    1. Kurang memahami bahasa Arab, zauq dan berbagai indikatornya terhadap Al-Qur'an dan Sunnah Sahihah.
    2. Peranan superior barat mereka beranggapan sebagai pemimpin dunia dan Eropa untuk dunia.
    3. Menolak Islam dengan alasan Al-Qur'an bukanlah kitab Allah dan Nabi Muhammad saw bukan Rasul-Nya.
    4. Study orientalis ditujukan untuk tujuan praktis tertentu dari negara yang membiayainya dengan demikian study mereka sulit terlepas dari kenetralan.
    Pemikiran orisinil haruslah sesuai dengan sumber aslinya yakni Al-Qur'an dan Sunnah. Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh pemikir Islam untuk memahami ajaran Islam dengan benar:
    1. Pelajari bahasa Arab dengan segenap cabang ilmunya.
    2. Ketahui ilmu-ilmu syariah, tafsir, ulumul Qur'an, hadits, musthalah hadits fiqih/ushul, aqidah tasawuf dan akhlak.
    3. Sirah Nabawiyah, tarekh Islam, tarekh sahabat dan biografi sahabat dan tabiin. Belajar secara mendalam dari semua itu secara fokus dan terintegrasi.
  2. Rasa bangga dan senang hati untuk memberikan loyalitas kepada Islam. Radhitubillahi rabba, wabil islami dina wabimuhammadin nabiyu warasulah. Segala aktifitas kehidupan di dunia sampai ke alam baqa atau akhirat disesuaikan dengan ajaran Islam. Hidup dengan Islam jadi mulia sangat terhormat dan kalau mati dalam mengamalkan syahid (isy kariman aumyt syahidan) dan firman-Nya: "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang nenyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh, dan berkata: Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"
  3. Kembali kepada prinsip-prinsip Islam. Kebanggan dengan Islam tidak akan ada artinya bila tidak dibuktikan dengan amaliyah yang bersendikan pokok-pokok ajaran Islam. Apa yang dikhawatirkan oleh para ulama salaf: "Anda semua berada di suatu masa yang banyak ahli fiqihnya, sedikit tukang omongnya, banyak yang dermawannya, tapi sedikit peminta-mintanya, amaliyah saat itu lebih baik dari pada keilmuan. Dan akan datang masa kepadamu suatu masa yang sedikit ahli fiqihnya, banyak tukang omonya, sedikit para pemberinya dan banyak para peminta-minta dan dikira saat itu ilmu lebih baik dari pada amaliyah atau dengan semboyan ar-rujuu ila al quran wa sunnah."
    Ibnu Taimiyah takut umat Islam dengan tuduhan sebagai kaum fundamentalis, itulah fitnah dan dendam barat dan orientalis terhadap Islam sampai hari kiamat.
  4. Menghidupkan tradisi ulama salaf (sahabat dan tabiin). Mengikuti ulama salaf artinya kita ikuti hasil ijtihad yang telah mereka lakukan sesuai dengan hasil kemampuannya dengan memperhatikan zaman, kondisi, situasi, budaya serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
  5. Memanfaatkan khazanah pemikiran umat Islam terdahulu. Dalam memanfaatkan khazanah pemikiran Islam terdahulu, umat kita sekarang harus selektif dan hati-hati dalam memilih pendapat-pendapat yang telah ada dan lebih dekat dengan jiwa keislaman.

Makna Halal Bi Halal

"(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, maka Kami melaknat mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. mereka suka merubah firman (Allah) dari tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka. Engkau (Muhammad) senantiasa akan melihat penghianatan dari mereka kecuali sekelompok kecil di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik". (QS. 5. Al-Maidah : 13)
Sukses dan berbobotnya puasa yang kita kerjakan tergantung kepada sikap, perilaku dan perbuatan kita untuk masa mendatang. Setelah lebaran ini, ada tanda-tanda dan ciri-ciri yang menunjukan puasa kita berhasil atau tidak.
Suatu kekeliruan yang fatal apabila setelah kita melakukan puasa selama sebulan, ketaqwaan kita kepada Allah SWT tidak mengalami kemajuan dan peningkatan, malahan mengalami kemunduran. Tanda-tanda bahwa kita telah sukses dalam melakukan ibadah puasa adalah di hari-hari mendatang semamkin banyak melaksanakan perintah-perintah Allah, dan semakin kecil dan sedikit kita melakukan dosa dan maksiat.
Secara individual akhlak kita semakin kerimah, budi pekerti semakin terpuji, misalnya sikap riya, dendam, iri hati, suka marah, dan lain-lain penyakit hati dan jiwa sudah berkurang, karena sikap itu dilarang selama berpuasa. Dalam ibadah Ramadhan kita rasakan perih laparnya si miskin dalam lingkaran tiada, kita rasakan duka laranya si yatim yang tiada tumpuan belaian kasih sayang.
Inilah yang mendidik kita untuk menengok ke kanan dan ke kiri sehingga menumbuhkan raya kasih sayang dalam membina ukhuwah islamiyah, sehingga rela memberi bantuan serta menggerakan rasa tolong menolong sesama umat manusia. Hidup ini meski bermasyarakat dan saling ketergantungan.
A. BERHASILKAN MERAIH PIALA TAQWAH?
Pertarungan iman dengan nafsu selama sebulan suntuk dalam Ramadhan kemarin, akan berakhir dengan kemenangan di satu pihak dan kekalahan di lain pihak. Apakah kita berhasil keluar sebagai sang juara atau tidak. Silahkan introspeksi masing-masing. Umat Islam di dalam puasa Ramadhan telah diperintah berpuasa dari makan, minum, dan menghentikan segala macam yang membatalkan puasa selama sebulan penuh. Apabila umat Islam selama satu bulan dilatih menghentikan yang halal di siang hari, menahan diri dari pembicaraan yang kotor, maka akan mudah menahan diri dari melakukan perbuatan terlarang di luar bulan Ramadhan.
Pada hari bulan Ramadhan umat Islam diperintahkan membayar zakat fitrah untuk disampaikan kepada kaum fakir miskin yang berhak menerimanya.
Idul Fitri maksudnya "kembali kepada hari berbuka setelah melaksanakan kewajiban puasa Ramadhan." Fitri berasal dari akar kata "Fatara" yang artinya "Berbuka."
Kemudian ucapan selamat hari raya Idul Fitri diiringi dengan ucapan: Minal 'Aaidin Walfaaiziina." Maksudnya adalah: "Semoga kita termassuk golongan yang kembali kepada ajaran "Aadiina" dan semoga kita termasuk golongan yang menang: "Faaiziina". Kembali kepada ajaran agama yang benar sesuai dengan petunjuk Allah dalam Al-Qur'an, dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw yang diajarkan di dalam hadits-hadits Nabi Muhammad saw.
Kedua ucapan itu mengandung do'a dan harapan: Do'a, karena kita telah selamat menunaikan puasa selama bulan Ramadhan. Harapan, agar ibadah puasa Ramadhan yang telah mendidik umat Islam DISIPLIN melaksanakan ibadah, melatih diri bersikap sabar dan diakhiri membayar zakat fitrah untuk memberikan bantuan kepada kaum yang lemah supaya dipelihara dan dipertahankan dalam kesucian dan kebenarannya.
Kata Ied, akar katanya berarti "Kembali".
Kata Fitrah dapat diartikan dalam berbagai makna, sesuai dengan sasarannya, diantaranya: Fitrah berarti "asal kejadian". Fitrah berarti "kesucian". Fitrah yang berarti " Agama yang benar".
Dari arti kata Ied dan tiga kat Fitrah tersebut, maka ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri dapat dirumuskan dalam kalimat yang ringkas, yaitu: "Bagi umat yang telah mengakhiri puasa Ramadhan dan membayar zakat fitrah dia kembali kepada asal kejadiannya yang suci, dan menhikuti petunjuk agama Islam yang benar". Tujuan ibadah puasa Ramadhan dan membayar zakat fitrah adalah untuk mencari rasa bahagia dalam memberi dan menggembirakan sesama manusia, yaitu: "Melatih membiasakan diri kita mencari rasa bahagia dan menikmatinya".
Semua ini bila dilakukan dengan sadar dan ikhlas, dengan tidak mengharapkan sesuatu apapun melainkan keridhaan Allah SWT semata-mata, maka semua amal perbuatan itu akan memberikan bekas pada jiwa yang melakukan ibadah:
  1. Bekas, berupa ketenangan dan ketenteraman jiwa, yang senantiasa dapat dinikmati oleh tiap-tiap orang yang menjalankan ibadah dengan ikhlas dan khusyu', sebagai hasil dari rasa dekat dan akrab kepada Allah SWT.
  2. Bekas, berupa pembaharuan kesadaran kepada kewajiban kita yang harus dipenuhi terhadap sesama manusia, para anggota masyarakat yang lemah dan tak punya.
  3. Bekas, berupa tambahan kekuatan untuk memberantas sifat rakus, tamak, dan bakhil, berupa sifat a-sosial yang merusak kesejahteraan hidup bermasyarakat.
  4. Bekas, berupa tambahan kekuatan baru untuk mengendalikan hawa nafsu, itulah yang mengendalikan keinginan dan tingkah laku manusia.
Kepada umat Islam yang telah lulus melaksanakan ibadah puasa Ramadhan itu, hasil kemenangan yang diperoleh di bulan Ramadhan adalah: "Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman)". (QS. 87. Al-A'la: 14). Yang dimaksud dengan menang adalah:
  1. Menang dari pelawanan terhadap dorongan hawa nafsu yang selalu ingin menindas manusia, karena perbuatan zalim aniaya.
  2. Menang terhadap mempertahankan kesucian diri dari merampas hak orang lain, karena menuntut komisi dalam transaksi dagang atau korupsi ketika diserahkan amanah.
  3. Menang terhadap perbuatan dosa lainnya, sehingga alam pikiran dan sukma jiwa kita bebas dari kotoran berfikir, dan bebas dari sifat iri dan dengki yang tergores di dalam hati.
Maka pantas dan wajarlah "Kemenangan umat Islam" merayakan Idul Fitri, tapi pertanyaan tadi belum terjawab, apakan saya berhak mendapatkan gelar taqwa atau tidak? Dalam kenyataannya banyak orang mukmin yang gagal dalam pertarungan, seperti apa yang disinyalir oleh Rasulullah saw, artinya: "Banyak orang puasa (yang gagal menaklukan nafsunya), keuntungan puasa hanya haus dan lapar semata". (HR. Thabrani dan Ibnu Umar) Namun sarana untuk memperoleh itu sudah disiapkan oleh Allah SWT yaitu:
  1. Menekuni pengamalan ibadah
  2. Mendalami isi Al-Qur'an serta berpegang teguh dengannya.










B. MAKNA HALAL BI HALAL
Halal bi halal, dua kata berangkai yang sering diucapkan dalam suasana Idul Fitri, adalah satu dari istilah-istilah "Keagamaan" yang hanya dikenal oleh masyarakay Indonesia. Istilah tersebut sering kali menimbulkan tanda tanya tentang maknanya, bahkan kebenaran dari segi bahasa, walaupun semua pihak menyadari bahwa tujuannya adalah menciptakan keharmonisan antara sesama.
Halal bi halal artinya secara logat (bahasa) ialah "Halal dibahas dengan halal atau halal timbulnya karena halal.
Tapi kenyataan dalam masyarakat Indinesia ialah: Hlal bi halal itu ialah: "Suatu pertemuan kekeluargaan yang penuh kesyukuran dan kemesraan, serta saling bermanfaat habis hari raya Idul Fitri".
Dalam kamus Arab - Indonesia oleh Prof. H. Mahmud Yunus, artinya: "dihalalkan, diizinkan" dan dalam kamus Arab - Indonesia - Inggris oleh Abd. Bin Nuh dan Umar Bakry, artinya: Mutual congratulation at the end of the fast". Artinya: "Saling memberi ucapan selamat habis melaksanakan puasa". Halal bi halal pertama kali diadakan oleh Presiden Soekarno di Yogyakarta pada tahun 1946 dalam agresi Belanda.


C. ANJURAN BERMAAFAN
Tujuan utama acara halal bi halal ini tampak dalam prakteknya ialah: "Saling bermafan secara masal", demi utuhnya Ukhuwah Islamiyah, sehingga terwujud masyarakat yang penuh damai yang diridhai oleh Allah SWT. Jika demikian, berhalal bi halal merupakan suatu bentuk aktifitas yang mengantarkan para pelakunya untuk meluruskan benang kusut, menghangatkan hubungan yang tadinya membeku sehingga cair kembali, melepaskan ikatan yang membelenggu, serta menyelesaikan kesulitan dan problem yang menghadang terjadinya keharmonisan hubungan.
Sehubungan dengan pemaaf ini, Rasulullah saw bersabda yang artinya: "Ada tiga macam akhlak mulia di sisi Allah: 1. Engkau beri maaf orang yang zalim kepada engkau; 2. Engkau beri maaf orang yang bakhil kepada engkau, dan 3. Engkau hubungi orang yang memutuskan hubungan dengan engkau". (Al Khatib dari Anas)
D. NABI MEMBERI MAAF LAWAN DAN KAWAN
  1. Nabi memberi maaf seorang wanita Yahudi yang meracuninya.
  2. Nabi memberi maaf penduduk Thaif yang melempari Nabi dengan batu secara masal.
  3. Rasul memberi maaf penduduk Makkakh yang menganiayan Rasul bertahun-tahun ketika menaklukan Makkah, semua mereka dimaafkan dan dibebaskan, diberi amnesti dan abolisi.
  4. Pada suatu ketika, seorang lawan pernah mendatangi rumah beliau dengan membawa kotoran onta yang basah dan melemparkannya ke muka Nabi. Waktu itu, putri beliau, Siti Fatimah. Lari datang dari dapur dan memaki-maki pengecut itu. Rasulullah saw berkata kepada putrinya, "Tidak usah dimaki-maki, ambilkan sajalah air supaya kotoran yang mmercik ke muka ayah ini, dapat dibersihkan".
  5. Diceritakan pula, bahwa pada suatu hari, seorang wanita Yahudi datang menemui Nabi ke rumah dan mengucapkan salam yang bersifat olok-olokan: "Assamu 'alaikum", artinya: "Mudah-mudahan mampuslah engkau". Istri Nabi, Siti Aisya, yang pada waktu itu mendengar ucapan yang tidak wajar itu, dengan spontan berkata kepada wanita Yahudi itu: Hendaknya kamu sendirilah yang akan mampus". Mendengar reaksi Siti Aisya Rasulullah saw berkata kepada istrinya: "Allah tidak senang mendengar perkataan kasar yang mengandung nada dendam".
Menghayati kejadian ini, maka lagu "Tiada Maaf Bagimu", bukanlah lagunya seorang muslim, karena Al-Qur'an hanya menganjurkan agar memberi maaf kepada kawan dan lawan.
Firman Allah SWT: "... dan kemaafanmu itu, lebih dekat kepada taqwah...". (QS. 2. Al-Baqarah: 237)
Itulah peristiwa yang terjadi pada diri Nabi sendiri yang yang menunjukan kebesaran jiwanya pada sisi kawan dan lawan.








Sabtu, 17 November 2012

Mudahnya Seorang Wanita Masuk Syurga

Rasulullah saw bersabda yang bermaksud: "Apabila seseorang wanita melakukan sholat lima waktu, puasa Ramadhan, memelihara maruahnya, dan taat suami, maka masuklah mana-mana pintu syurga yang kamu kehendaki." (Riwayat)

Seorang wanita memang mudah masuk ke syurga dibandingkan dengan lelaki. Ini karena, jika seorang wanita itu betul-betul mengikuti apa yang telah ditetapkan dalam agama Islam. Syurga adalah tempatnya

Dibandingkan dengan lelaki, banyak yang perlu dipertanggungjawabkan sebelum masuk ke syurga, Allah akan menanyakan anak-anaknya, Allah akan menanyakan isteri-isterinya, berkenaan apa yang dia perbuat di masa hidupnya, jihadnya kemana dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan Allah yang harus dipertanggungjawabkan.

Tetapi, wanita juga yang paling ramai di dalam neraka karena sholat yang dilakukan oleh seorang wanita itu kadangkala tidak mencegah dirinya dari perkara keji dan munkar, wanita juga orang yang suka berpuasa, tetapi puasanya hanya menahan lapar dan dahaga saja, tapi masih melakukan dosa-dosa, dosa kecil ataupun dosa besar.

Wanita sangat susah menjaga maruahnya, masih suka membuka aurat, walaupun berjilbab, tetapi tidak mengikuti ketentuan syara' dan banyak wanita yang juga gagal untuk taat kepada suaminya.

Bagaimana dengan menjaga maruahnya dan taat kepada suami? Pada dua perkara inila wanita paling banyak gagal. Aurat tidak dijaga ketika berangkat bekerja. Pakaian yang memamerkan aurat yang juga akan memancing dosa-dosa besar lainnya. Pergaulan mereka yang juga dapat membawa pada perbuatan membicarakan orang lain, menjaga mata dan terutama mulutnya.

Mengenai mentaati suami. Kenyataanya isteri paling banyak gagal dalam masalah mentaati suaminya, kata-kata dan perintah suami disanggah dan dibantah dengan alasan-alasan yang sesungguhnya tidak mengandung kebaikan. Layakah mereka masuk syurga dengan sifat dan perbuatan yang dilakukannya?

Insyaflah wahai wanita yang sudah dipanggil isteri. Jangan jadikan diri Anda menjadi orang-orang yang menghuni neraka.

Semoga semua amalan yang kita lakukan diterima dan diridhoi Allah SWT. Amin.

Pengertian Muallaf

Assalamu'alaikum wr.wb.
Syeikh DR. Yusuf al-Qardhawi dalam kitabnya "Fiqh al-Zakat" halaman 594-598 menjelaskan secara rinci definisi dan klasifikasi muallaf. Muallaf adalah mereka yang diberi harta zakat dalam rangka mendorong mereka untuk masuk Islam, atau mengokohkan keislaman mereka, atau agar condong dan berpihak kepada Islam, atau untuk menolak keburukan mereka terhadap muslimin, atau mengharap manfaat dan bantuan mereka dalam membela kaum muslimin, atau agar mereka dapat menolong kaum muslimin dari musuh mereka, atau yang semisalnya. Oleh karena itu kata beliau, pemberian zakatnya merupakan tugas dan perhatian pemimpin negara atau pembuat kebijakan dan keputusan dalam negara (Ahl al-Hill wa al-Aqd), disesuaikan dengan kemaslahatan dan kebutuhan kaum muslimin.
Kelompok muallaf terbagi menjadi beberapa bagian,di antaranya:
  1. Mereka yang diharapkan masuk Islam dengan memberikan pemberian kepada mereka atau mampu mengajak kaumnya. Imam Ahmad pernah meriwayatkan sebuah hadits sahih dari Anas bin Malik ra, "Sesungguhnya Rsulullah saw selalu memberi setiap kali beliau diminta". Lalu berkata Anas, "Suatu saat datanglah seseorang kepada Rasul saw dan meminta sesuatu. Rasul memerintahkan sahabat untuk memberikan kambing yang banyak dan harta zakat. kemudian dia kembali kepada kaumnya dan berkata, "Wahai kaumku, masuklah kalian ke dalam Islam karena sungguh Muhammad memberikan pemberian tanpa takut miskin." (Nail al-Authar, Al-Shan'ani, jld. 4 hal. 166).
  2. Mereka yang dikhawatirkan berbuat keburukan atau gangguan kepada kaum muslimin dan dengan memberinya akan mencegah perbuatan buruknya. Ibnu Abbas menyatakan, "Sesungguhnya suatu kaum datang kepada Rasulullah saw, apabila beliau mereka dari harta zakat maka mereka serentak memuji Islam lalu mengatakan, 'Ini agama yang baik', akan tetapi ketika tidak memberikannya maka mereka memaki dan menjelek-jelekan Islam," (Tafsir Thabari, jld. 14, hal. 313)
  3. Mereka yang baru masuk Islam lalu diberikan bantuan dari dana zakat agar mereka tetap teguh dalam keislamannya. Imam Zuhri pernah ditanya tentang "al-Muallafah Qulubuhum" kemudian beliau menjawab: "Orang Yahudi dan Nashrani yang masuk Islam". Demikianlah juga perkataan Hasan al-Bashri: "Mereka yang baru masuk Islam".
  4. Tokoh dan pemimpin muslim suatu kaum yang memiliki pengaruh besar terhadap keislaman kolega-kolega mereka yang masih kafir. Dengan diberikannya mereka diharapkan kolega-kolega merekapun masuk Islam. Hal ini sebagaimana yang dilakukan Abu Bakar ra dengan memberi 'Adi bin Hatim dan al-Zabarqan bin Badr (meskipun keislaman mereka sangat baik) karena kedudukan mereka di tengah-tengah kaumnya.
  5. Para pemimpin kabilah yang lemah imannya tetapi sangat ditaati oleh kaumnya, sehingga diharapkan dengan memberi mereka akan bertambah kuat imannya. sebagaimana para pemimpin penduduk Mekah yang masuk Islam, di antara mereka ada yang munafik, dan lemah imannya. Nabi saw memberi harta zakat yang banyak kepada mereka sehingga menjadi baik keislamannya.
Setiap golongan yang disebutkan di atas masih berhak mendapatkan harta zakat manakala tujuan dan maksud dari pemberiannya belum tercapai. Namun, apabila tujuan dan maksud dari permberian tersebut telah tercapai maka mereka tidak berhak lagi dikategorikan sebagai muallaf. Sedangkan muallaf yang kaya boleh mendapatkan harta zakat sebagaimana riwayat yang diterima dari Imam Zuhri ketika beliau ditanya tentang "al-Muallafah Qulubuhum", beliau menjawab: Mereka yang masuk Islam dari kalangan Yahudi dan Nashrani", lalu beliau ditanya lagi: "Meskipun mereka kaya?" Beliau menjawab: "Ya, meskipun mereka kaya." (al-Mushannaf, Ibnu Abi Syaibah, jld. 3, hal. 223).
Hal ini dilakukan agar mereka yang baru masuk Islam tidak merasa diabaikan dan tidak diperhatikan agar keiman mereka tetap kuat. Namun, peraturan ini tetap dikembalikan kepada negara dan pimpinan lembaga zakat.



Minggu, 05 Agustus 2012

Menyelenggarakan Jenazah


Menyelenggarakan jenazah bukan saja setelah seseorang meninggal, tetapi semenjak orang itu sakit, menjelang ajal, di waktu datangnya ajal, menyiapkannya sesudah itu, sampai selesai menguburnya semuanya telah dicontohkan dan diajarkan Rasulullah tentang itu secara terperinci, lengkap dan sempurna.
Walaupun penyelenggaraan jenazah itu merupakan fardhu kifayah, tetapi agama menganjurkan supaya sebanyak mungkin orang menyertai shalat jenazah, mengantarnya ke kubur dan menyaksikan penguburannya. Oleh sebab itu, kalau seseorang tidak menguasai ilmu tentang aturan agamanya mengenai perkara ini, akan sangat aib baginya.
Islam telah mengingatkan kita semua bahwa setiap insan yang bernyawa pasti mengalami kematian. Allah SWT telah berfirman:
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu..."(QS. Ali Imran: 185)
Jika ada kerabat yang meninggal, keluarga yang meninggal hendaknya ikhlas dan rela melepaskan kepergiannya. Semua yang di dunia ini hanyalah milik Allah SWT dan akan kembali kepada-Nya.





إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ

“...Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali.” (QS. Al-Baqarah: 156)
Nabi Muhammad SAW. bersabda:
“Dari Abu Hurairah, Nabi saw. bersabda : “Banyak-banyaklah kamu mengingat hal yang memutuskan kesenangan, yaitu mati.”(HR. At- Tirmidzi)

  1. Sikap Seorang Muslim Jika Ada Seorang Muslim Lain Yang Baru Saja Meninggal
  2. Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Baru Saja Meninggal adalah:
    1. Menutupkan (memejamkan) matanya dan membacakan do'a berikut:
    2. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِ- فلان- وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِي الْمَهْدِيِّيْنَ وَاخْلُفْهُ فِي عَقِبِهِ فِي الْغَابِرِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ يَارَبِّ الْعَالَمِيْنَ
      Allahummaghfir (Fulan-sebut nama orang yang meninggal), warfa’ darajatahu (ha) fil mahdiyyin al-muqarrabin, wakhlufhu (ha) fi ‘aqibihi fil ghairin, waghfir lana walahu (ha) ya Rabbal ‘alamin.
      Catatan: Sebut hu untuk laki-laki dan ha untuk perempuan
      "Ya Allah ampunilah (dosa) –Fulan– dan angkatlah derajatnya ke dalam golongan orang-orang yang utama dan gantilah siksanya, dan ampunilah (dosa) kami dan (dosa)-nya ya Tuhan Semesta alam.
    3. Menutup mulutnya, yaitu dengan mengikat dagu dan kepalanya,
    4. Menutup badannya dengan kain agar auratnya tidak terlihat,
    5. Diperbolehkan menciumnya sebagai tanda berduka cita,
    6. Membayar utangnya,
    7. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW. bersabda: “Diri orang mukmin itu tergantung (tidak sampai ke hadirat Allah) karena utangnya, hingga utang itu dibayar.” (HR. At- Tirmidzi)
    8. Memberi tahu keluarga, kerabat, dan teman-temannya agar mereka segera mengurus, mendo'akan dan menyhalatkannya,
    9. Tidak melukainya, sebagaimana tidak melukai badan orang yang masih hidup,
    10. Tidak mencelanya.
  3. Pemandian Jenazah
  4. Semua jenazah muslim yang wajib dimandikan kecuali muslim yang mati syahid, yakni yang terbunuh dalam peperangan melawan kaum kafir. Dalil wajibnya memandikan jenazah ialah hadits Nabi SAW yang berkenaan dengan sahabat yang meninggal karena jatuh dari ontanya:
    ”Dari Ibnu Abbas Ia berkata: Tatkala seorang laki-laki jatuh dari kendaraannya lalu ia meninggal, sabda Beliau: “Mandikanlah dia dengan air serta daun bidara” (atau dengan sesuatu yang menghilangkan daki seperti sabun).” (HR. Bukhari dan Muslim).
    Memandikan mayat hukumnya adalah fardhu kifayah atas musilmin lain yang masih hidup. Artinya, apabila diantara mereka ada yang mengerjakannya, maka kewajiban itu sudah terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena perintah memandikan mayat itu adalah kepada umumnya kaum muslimin.
    Sedangkan muslim yang mati syahid tidaklah dimandikan walau ia dalam keadaan junub sekalipun, melainkan ia hanya dikafani dengan pakaian yang baik untuk kain kafan, ditambah jika kurang atau dikurangi jika berlebih dari tuntunan sunnah, lalu dimakamkan dengan darahnya tanpa dibasuh sedikitpun juga.
    Diriwayatkan oleh Ahmad bahwa Raslullah SAW bersabda:
    “Janganlah kamu mandikan mereka, karena setiap luka atau setiap tetes darah akan semerbak dengan bau yang wangi pada hari kiamat”.
    Dan beliau menyuruh agar para syuhada dari perang Uhud dikubukan dengan darah mereka tanpa dimandikan dan disembahyangkan.
    • Syarat Wajib Memandikan Jenazah. Syarat wajib mandi ialah:
      1. Mayat orang Islam,
      2. Ada tubuhnya walaupun sedikit, dan
      3. Mayat itu bukan mati syahid.
    • Sebelum memandikan jenazah:
      1. Mengikat kepala mayit,
      2. Melatakkan kedua tangan di atas perut (seperti orang yan sedang melakukan shalat),
      3. Mengikat dan menyatukan persendian lutut
      4. Menyatukan kedua ibu jari kaki, dan
      5. Menghadapkan mayit kearah kiblat.
    • Tahap-tahap memandikan jenazah:
      1. Pada mulanya kita sediakan air sebanyak mungkin, jeruk purut, air kapur barus, dan sabun. Kemudian lakukan bacaan niat, ketentuan bacaan niat:
      2. Jika mayat laki-laki dewasa, lafadz niatnya adalah: "Nawaitul ghusla lihaadzal mayyit fardhal kifaayati lillahita’ala." Artinya: "Sengaja aku memandikan mayat ini, fardhu kifayah karena Allah Ta’ala."
        Jika mayat perempuan dewaasa,lafadz niatnya adalah: "Nawaitul ghusla lihaadzihil mayyitati fardhal kifaayati lillahita’ala" Artinya: "Sengaja aku memandikan mayat perempuan dewasa ini, fardhu kifayah karena Allah Ta’ala."
        Jika mayat kanak-kanak laki-laki, lafadz niatnya adalah: "Nawaitul ghusla lihaadzal mayyit tifli fardhal kifaayati lillahita’ala." Artinya: "Sengaja aku memandikan mayat kanak-kanak laki-laki ini, fardhu kifayah karena Allah Ta’ala."
        Jika mayat kanak-kanak perempuan, lafadz niatnya adalah: "Nawaitul ghusla lihaadzihil mayyitati tiflati fardhal kifaayati lillahita’ala. Artinya: "Sengaja aku memandikan mayat kanak-kanak perempuan ini, fardhu kifayah karena Allah Ta’ala."
      3. Kemudian ambil air yang bercampur jeruk purut dan sirami seluruh bagian persendian tubuh mayit, agar tidak kaku dan mudah membersihkan semua bagian tubuh mayit. Kemudian sabuni dan bersihkan semua anggota bagian tubuh. Untuk sunnah-Nya dahulukan anggota bagian kanan baru kemudian kiri.
      4. Setelah itu dudukkan mayit dan tekan-tekan perut, agar kotoran dalam perut keluar. Setelah itu bersihkan dubur mayit dengan niat istinja’ bagi mayit. Dengan bacaan niat: "Nawaitul istinjaa-i minal mayyit fardhan a’layya lillahi ta’ala." Artinya: "Sengaja aku menyucikan daripada mayit ini fardhu atasku karena Allah Ta’ala."
      5. Kemudian diambil wudlu bagi simayit, dengan bacaan niat: "Nawaitul wudhu-a lihaadzal mayyit lillahi Ta’ala." Artinya: "Sengaja aku mengambil wudhu’ bagi mayit ini karena Allah ta’ala." Dan siram dengan air kapur barus untuk menghilangkan segala bau yang mengganggu.
      6. Setelah itu siram mayit berkali-kali dengan air biasa (9 kali) atau lebih dikenal dengan sebutan mandi sembilan, untuk siraman terakhir sebaiknya dicampur dengan kapur barus.
      7. Selesai.
    • Yang berhak memandikan jenazah:
    • Jikalau mayat itu laki-laki, yang memandikannya laki-laki pula. Perempuan tidak boleh memandikan mayat laki-laki, kecuali istri dan mahramnya. Sebaliknya juga jika mayat itu adalah perempuan. Jika suami dan mahram sama-sama ada, maka istri lebih berhak memandikan suaminya.
      Bila seorang perempuan meninggal dan di tempat itu tidak ada perempuan, suami atau mahramnya, maka mayat itu hendaklah “ditayammumkan” saja, tidak boleh dimandikan oleh laki-laki yang lain. Kecuali kalau mayat itu adalah anak-anak, maka laki-laki boleh memandikanya Begitu juga kalau yang meninggal adalah seorang laki-laki. Jika ada beberapa orang ayng berhak memandikan, maka yang lebih berhak ialah keluarga yang terdekat dengan si mayyit, dengan syarat ia mengetahui kewajiban mandi serta dapat dipercaya. Kalau tidak, berpindahlah hak itu kepadakeluarga jauh yang berpengetahuan serta amanah (dipecaya).
      Rasulullah SAW. bersabda:
      ”Dari ‘Aisyah Rasul bersabda: “Barang siapa memandikan mayat dan dijaganya kepercayaan, tidak dibukakannya kepada orang lain apa-apa yang dilihat pada mayat itu, maka bersihlah ia dari segala dosanya, seperti keadaannya sewaktu dilahirkan oleh ibunya”. Kata Beliau lagi: “Yang memimpinnya hendaklah keluarga yang terdekat kepada mayat jika ia pandai memandikan mayat. Jika ia tidak pandai, maka siapa saja yang dipandang berhak karena wara’nya atau karena amanahnya.” (HR. Ahmad)
  5. Mengafani Jenazah
  6. Setelah dimandikan, kewajiban yang harus kita lakukan adalah mengafani. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengafani jenazah yaitu sebagai berikut:
    1. Kain kafan harus dalam keadaan baik, tetapi tidak boleh berlebihan. Tidak dari jenis yang mewah dan mahal harganya.
    2. “Janganlah kamu berlebih-lebihan (memilih kain yang mahal) untuk kafan karena sesungguhnya kafan itu akan hancur dengan segera.” (HR. Abu Dawud)
    3. Kain kafan hendaknya bersih dan kering serta diberi minyak wangi.
    4. Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan, sedangkan perempuan dengan lima lapis.
    5. “Dari Aisyah, Rasulullah saw. dikafani dengan tiga lapis kain putih bersih yang terbuat dari kapas, tanpa baju dan tanpa serban di dalamnya." (HR. Al-Bukhari)
      Hadits lain yang mengatakan lima lapis bagi perempuan yaitu:
      “Dari Laila binti Qanif,katanya,”Saya adalah salah seorang yang turut memandikan Ummu Kulsum binti Rasulullah saw.ketika wafatnya. Yang mula-mula diberikan Rasulullah saw. kepada kami adalah kain basahan,kemudian baju,kemudian tutup kepala,lalu kerudung, dan sesudah itu dimasukka ke dalam kain yang lain(yang menutup sekalian badan). Sedangkan Rasulullah saw. berdiri di tengah pintu membawa kafannya dan memberikannya kepada kami sehelai-sehelai.” (HR. Abu Dawud)
    6. Orang yang meninggal dalam ihram,baik ihram haji maupun umrah, tidak boleh diberi wangi-wangian dan tutup kepala.
    7. Cara mengafani jenazah:
      1. Hamparkan kain sehelai demi sehelai,
      2. Taburkan wangi-wangian tiap helai,
      3. Letakkan jenazah di atas kafan dengan pelan-pelan,
      4. Letakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada,
      5. Ikatlah dengan kuat yaitu dengan 3,5 atau 7 ikatan.
      6. Do'a menyobek kain kafan:
        ﺍﻠﻠﻬﻡﺍﺠﻌﻝﻠﺑﺎﺴﻪﻋﻦﺍﻠﻛﺮﻴﻡﻮﺍﺩﺨﻟﻪﻴﺎﺍﷲﺘﻌﺎﻠﻰﺒﺭﺤﻣﺗﻚﺍﻠﺟﻧﺔﻴﺎﺍﺭﺤﻢﺍﻠﺭﺤﻣﻳﻦ
  7. Shalat Jenazah
  8. Kenapa kali ini penulis membuat artikel mengenai sholat jenazah, karena minggu kemaren waktu sholat Jum’at, kebetulan ada yang meninggal dan disholatkan setelah Sholat Jum’at.
    Makanya penulis coba menulis di sini, mungkin saja sebagian dari saudara juga ada yang belum tahu atau mungkin lebih tepatnya ragu-ragu atau samar-samar. Jadi semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua
    Shalat jenazah berbeda dengan shalat biasa, shalat ini tidak memakai ruku’, sujud, i’tidal dan tahiyyat, hanya dengan 4 takbir dan 2 salam, yang kesemuanya dilakukan dalam keadaan berdiri.
    Hukum sholat jenazah adalah Fardhu Kifayah artinya kalau tidak ada yang menyalati semuanya menanggung dosa.
    • Syarat shalat jenazah:
      1. Jenazah sudah dimandikan dan dikafani,
      2. Letakan jenazah di sebelah kiblat dari orang yang menyembahyangi, kecuali bila shalat dilakukan di atas kuburan atau shalat gaib,
      3. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain, yaitu harus suci dari hadas dan najis, suci badan, tempat dan pakaian, menutup aurat, dan menghadap kiblat.
    • Rukun shalat jenazah:
      1. Niat
      2. Shalat jenazah sebagaimana shalat dan ibadah lainnya tidak dianggap sah kalau tidak diniatkan. Dan niatnya adalah untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT.
        "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah: 5)
        Rasulullah SAW. bersabda:
        Dari Ibnu Umar ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya. Setiap orang mendapatkan sesuai niatnya.” (HR. Muttafaq Alaihi)
        Niat itu adanya di dalam hati dan intinya adalah tekad serta menyengaja di dalam hati bahwa kita akan melakukan shalat tertentu saat ini.
      3. Berdiri bila mampu
      4. Shalat jenazah tidak sah bila dilakukan sambil duduk atau di atas kendaraan (hewan tunggangan), selama seseorang mampu untuk berdiri dan tidak ada uzurnya.
      5. Takbir 4 kali
      6. Aturan ini didapat dari hadits Jabir yang menceritakan bagaimana bentuk shalat Nabi ketika menyolatkan jenazah.
        "Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW menyolatkan jenazah Raja Najasyi (shalat ghaib) dan beliau takbir 4 kali." (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)
        Najasyi dikabarkan masuk Islam setelah sebelumnya seorang pemeluk nasrani yang taat. Namun begitu mendengar berita kerasulan Muhammad SAW, beliau akhirnya menyatakan diri masuk Islam.
      7. Membaca Surat Al-Fatihah
      8. Membaca Shalawat
      9. Do'a Untuk jenazah
      10. Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW:
        "Bila kalian menyalati jenazah, maka murnikanlah do'a untuknya." (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
        Diantara lafaznya yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. antara lain:
        "Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi’ madkhalahu, waghsilhu bil-ma’i watstsalji wal-baradi."
        Ada juga artikel lain yg menuliskan:
        "Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu."
      11. Do'a Setelah Takbir Keempat
      12. Misalnya do'a yang berbunyi:
        "Allahumma Laa Tahrimna Ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfirlana wa lahu."
      13. Salam
    • Urutan tata cara dan do'a shalat jenazah:
      1. Lafazh Niat shalat jenazah:
      2. “Ushalli ‘alaa haadzal mayyiti fardlal kifaayatin makmuuman/imaaman lillaahi ta’aalaa”
        Artinya: “Aku niat shalat atas jenazah ini, fardhu kifayah sebagai makmum/imam lillaahi ta’aalaa”
      3. Setelah takbir pertama, baca surat Al Fatihah.
      4. Setelah takbir kedua, baca shalawat kepada Nabi SAW: "Allahumma Shalli ‘Alaa Muhamad..."
      5. Setelah takbir ketiga, baca do’a sebagai berikut: “Allahummagh firlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu anhu”
      6. Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat, sejahtera dan maafkanlah dia”
      7. Setelah takbir keempat, baca do’a sebagai berikut: “Allahumma la tahrim naa ajrahu walaa taftinnaa ba’dahu waghfirlanaa walahu”
      8. Artinya: “Ya Allah janganlah kami tidak Engkau beri pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah kepada kami sesudahnya, dan berilah ampunan kepada kami dan kepadanya”
      9. Setelah itu, salam ke kanan dan ke kiri
      10. Catatan: Jika jenazah wanita, lafazh hu diganti ha.
        Itulah urutan tata cara dan do'a sholat jenazah yang gue dapet infonya dari blog tetangga, sekarang gue udah ngerti gimana cara dan do'a sholat jenazah/mayit. Dan mudah-mudahan bisa bermanfaat.

Jumat, 03 Agustus 2012

Penyakit Itu Bernama Dengki


"Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetehui segala apa yang merega kerjakan". (QS. Ali Imran : 30)
Awal sejarah tentang kesalahan atau dosa manusia di dunia menurut sebagian ahli hikmah adalah dimulai dari adanya rasa dengki pada diri Qabil terhadap saudaranya Habil. Qabil memendam perasaan kekecewaan, ketidaksukaan, ketidaksenangan terhadap saudaranya Habil yang berakhir dengan pembunuhan (lihat QS. 5 : 30).
Dengki (hasad), kata Imam Al Ghazali, adalah membenci nikmat yang Allah berikan kepada orang lain dan ingin agar orang tersebut kehilangan nikmat itu. Dengki dapat merayapi hati orang yang merasa kalah wibawa, kalah popularitas, kalah pengaruh atau kalah pengikut. Yang didengki tentulah orang yang dianggapnya lebih dalam hal wibawa, popularitas, pengaruh, dan jumlah pengikut. Tidak mungkin seseorang merasa iri kepada seseorang yang dianggapnya lebih "kecil" atau lebih "lemah". Pepatah mengatakan, "kullu dzi ni'matin mahsuudun". (Setiap yang mendapat kenikmatan pasti didengki).
Sabda Nabi SAW., "Hindarilah dengki karena sesungguhnya dengki itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar". (HR. Abu Daud)
Di antara makna memakan kebaikan, seperi yang disebutkan dalam hadits di atas, dijelaskan dalam kitab 'Aunul Ma'bud' (13/168), "Memusnahkan dan menghilangkan (nilai) ketaatan pendengki sebagaimana api membakar kayu bakar. Sebab kedengkian akan mengantarkan pelakunya menggunjing orang yang didengki dan perbuatan buruk lainya. Maka bertambahlah pada orang yang didengki kenikmatan demi kenikmatan sedangkan pendengki kerugian demi kerugian".
Allah berfirman yang arinya: "Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong". (QS. 3 : 22)
Hilangnya pahala itu hanyalah salah satu bentuk kerugian pendengki. Masih banyak kebaikan-kebaikan yang akan hilang dari pendengki, antara lain :


  • Kalah Dalam Penjuangan
Orang dengki perilakunya biasanya tak terkendali. Terlibat dalam tindakan merusak nama baik, menghina dan melecehkan orang yang didengkinya. Dengan cara itu ia menganggap akan merusak citra, nama baik, dan daya tarik orang yang didengkinya; dan sebaliknya, mengangkat citra, nama baik dan kredibilitas pihaknya. Namun kehendak Allah tidaklah demikian.
Rasulullah SAW. bersabda: "Tidak ada seorangpun yang menghinakan seorang muslim di satu tempat dimana ia dinodai harga dirinya dan dirusak kehormatannya melainkan Allah akan menghinakan orang (yang menghina) itu di tenpat yang Ia inginkan pertolongan-Nya. Dan tidak seorangpun yang membela seorang muslim di tempat dimana ia dinodai harga dirinya dan dirusak kehormatannya melainkan Allah akan membela orang (yang membela) itu di tempat yang Ia menginginkan pembelaan-Nya." (HR. Abu Dawud)
  • Mennurunkan Kredibilitas
  • Ketika Seseorang melampiaskan kebencian dan kedengkian dengan melakukan propaganda busuk dan hasutan kepada pihaklain, jangan berkhayal bahwa semua orang akan terpengaruh olehnya. Yang terpengaruh hanyalah orang-orang yang tida kmembuka mata, telinga, hati dan rasio, atau memang sudah "Satu Frekuensi" dengannya. Akan banyak pula yang melakukan tabayyun, cari informasi pembanding, dan berfikir objektif. Nah, semakin hebat gempuran kedengkian dan kebencian itu, bagi orang yang berfikir objektif justru akan semakin tahu kebusukan hati si pedengki. Orang normal yang memiliki nurani pasti tidak akan senang dengan fitnah, isu murahan, atau intrik pecundang. Penghasut (provokator) yang hanya menjelek-jelekan pihak lain justru terlihat seperti orang yang kurang kerjaan. Tidak punya sisi positif yang layak jual. Bisanya hanya mencari-cari apa yang ia anggap sebagai kesalahan. Bahkan kebaikan, di mata orang dengki bisa disulap menjadi keburukan. Apa ada orang waras yang akan simpati padanya?
  • Mirip Orang Munafik
  • Perilaku dan sikap pendengki mirip orang munafik. Di antara perilaku orang munafik adalah selalu mencela dan mencaci apa yang dilakukan orang lain terutama yang didengkinya, jangankan yang buruk dan yang nyata-nyata baikpun akan dikecam dan dianggap buruk. Allah menggambarkan perilaku itu sebagai perilaku orang munafik.(lihat QS. 9: 79)
    Abi Mas'ud Al-Anshari menyebutkan, saat turun ayat tentang infaq para sahabat. Ketika ada yang memberi infaq dalam jumlah besar, orang-orang munafik mengatakan bahwa dia riya. Dan ketika ada yang berinfaq dalam jumlah kecil, Allah tidak butuh infaq yang kecil itu.HR. Bukhari dan Muslim).
  • Susah Maju
  • Orang dengki, ketika kalah dan gagal dalam perjuangan cenderung mencari-cari kambing hitam. Menuduh pihak luar sebagai biang kegagalan, bukan melakukan introspeksi. Menurut para ahli jiwa, ini adalah perilaku "primitif" dan "kekanakan". Lihat saja masyarakat pedalaman Afrika sana. Kalau ada yang sakit maka yang dicari siapa yang mengirim santet atau teluh, bukan menganalisa apa gejala serta bagaimana mengobatinya. Semakin larut dalam mencari-cari kesalahan pihak lain, akan semakin habis waktu dan terkuras potensinnya hingga tak mampu memperbaiki diri. Dan tentu saja sikap ini hanya akan menambah keterpurukan dan sama sekali tidak dapat memberikan manfaat sedikitpun untuk mewujudkan hasratnya.
  • Gelap Mata Hati
  • Dengki membuat pengidapnya tidak dapat melihat kelemahan dan kekurangan diri sendiri; dan tidak dapat melihat kelebihan pihak lain. Akibatnya, jalan kebenaran yang terang benderang jadi kelam tertutup kabut kedengkian. Apapun yang dikatakan, apapun yang dilakukan, apapun yang datang dari orang yang didengkinya adalah salah dan buruk. Akhirnya, ia tidak bisa menjadi orang yang cerdass seperti disebutkan Al-Qur'an:
    "Orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal." (QS 39: 18)
  • Membebani Diri Sendiri
  • Orang yang membiarkan dirinya dikuasai oleh iri-dengki, hidupnya menanggung beban berat yang tidak seharusnya ada. Bayangkan. setiap melihat orang yang didengkinya dengan segala kesuksesannya, mukanya akan menjadi tertekuk, lidahnya mengeluarkan sumpah serapah, bibirnya berat untuk tersenyum. Lebih parah lagi, hatinya semakin penuh dengan dengki, marah, benci, curiga, kesal, kecewa, resah, dan perasaan negatif lainnya.
    Nikmatkah kehidupan yang penuh dengan perasaan ini? tentu saja sakit. Bumi yang luas ini terasa sumpek. seperti layaknya penyakit, ketika dipelihara akan mendatangkan penyakit lainnya (komplikasi). Demikian pula penyakit hati yang bernama iri-dengki. Bila tidak dihilangkan akan mengundang penyakit lainnya. Maha Benar Allah yang telah berfirman:
    "Di dalamhati mereka adapenyakit maka Allah tambahkan kepada mereka penyakit (lainnya)." (QS 2: 10)
  • Mencukur Gundul Agama
  • Rasulullah SAW. bersabda:"Telah menjakitikalian penyakitumat-umat (terdahulu): kedengkian dan kebencian. itulah penyakit yang akan mencukur gundul. Aku tidak mengakatan bahwa penyakit itu akkan mencukur rambut, melainkan mencukur agama." (HR. Turmudzi)
    Islam adalah rahmat bagi alam. Tapi Islam yang dibawa oleh orang yang mendendam dengki tidak akan dirasakan rahmatnya oleh orang lain. Bahkan pendengki tidak mampu untuk sekedar menyungging senyum, mengucapkan kata selamat, atau melambaikan tangan bagi saudaranya yang mendapat sukses, baik dalam urusan duniamaupun akhirat. Apalagi untuk membantu dan mendukung saudaranya yang mendapat sukses itu. Dengan demikian Islamnya jadi tidak produktif dengan kebaikan alias gundul. (lihat QS. 2:264)
    Khatimah
    Dengki adalah penyakit yang sangat buruk. Al-Qur'an menyamakan bahaya dan kejahatan orang dengki dengan tukang sihir (QS. Al Falaq). Padahal pelaku sihir dapat membatalkan iman. Al-Qur'an (QS. 2: 146) juga menggambarkan bahwa para rahib Yahudi dan Nasrani mengenal ciri-ciri kenabian Muhammad SAW. sebagaimana mengenal anak-anak mereka sendiri. Namun kedengkian yang telah merasuk ke dalam jiwa mereka menjadikan mereka menolak kebenaran Islam (QS. 2:109, 3:19, 45:17) bahkan mengubah isi Al Kitab (QS. 4: 46). Karena dengki, putra-putra Nabi Ya'qub tega menjerumuskan dan memfitnah saudaranya Nabi Yusuf a.s. lalu berdusta kepada ayahnya.
    Adakah puasa selama Ramadhan ini mampu mengikis habis sifat dan penyakit dengki dari hati kita? Ataukah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakan kedengkian mereka? (QS. Muhammad: 7)
    Wallahu 'alam bish-showab