Sabtu, 17 November 2012

Pengertian Muallaf

Assalamu'alaikum wr.wb.

Syeikh DR. Yusuf al-Qardhawi dalam kitabnya "Fiqh al-Zakat" halaman 594-598 menjelaskan secara rinci definisi dan klasifikasi muallaf. Muallaf adalah mereka yang diberi harta zakat dalam rangka mendorong mereka untuk masuk Islam, atau mengokohkan keislaman mereka, atau agar condong dan berpihak kepada Islam, atau untuk menolak keburukan mereka terhadap muslimin, atau mengharap manfaat dan bantuan mereka dalam membela kaum muslimin, atau agar mereka dapat menolong kaum muslimin dari musuh mereka, atau yang semisalnya. Oleh karena itu kata beliau, pemberian zakatnya merupakan tugas dan perhatian pemimpin negara atau pembuat kebijakan dan keputusan dalam negara (Ahl al-Hill wa al-Aqd), disesuaikan dengan kemaslahatan dan kebutuhan kaum muslimin.
Kelompok muallaf terbagi menjadi beberapa bagian,di antaranya:
  1. Mereka yang diharapkan masuk Islam dengan memberikan pemberian kepada mereka atau mampu mengajak kaumnya. Imam Ahmad pernah meriwayatkan sebuah hadits sahih dari Anas bin Malik ra, "Sesungguhnya Rsulullah saw selalu memberi setiap kali beliau diminta". Lalu berkata Anas, "Suatu saat datanglah seseorang kepada Rasul saw dan meminta sesuatu. Rasul memerintahkan sahabat untuk memberikan kambing yang banyak dan harta zakat. kemudian dia kembali kepada kaumnya dan berkata, "Wahai kaumku, masuklah kalian ke dalam Islam karena sungguh Muhammad memberikan pemberian tanpa takut miskin." (Nail al-Authar, Al-Shan'ani, jld. 4 hal. 166).
  2. Mereka yang dikhawatirkan berbuat keburukan atau gangguan kepada kaum muslimin dan dengan memberinya akan mencegah perbuatan buruknya. Ibnu Abbas menyatakan, "Sesungguhnya suatu kaum datang kepada Rasulullah saw, apabila beliau mereka dari harta zakat maka mereka serentak memuji Islam lalu mengatakan, 'Ini agama yang baik', akan tetapi ketika tidak memberikannya maka mereka memaki dan menjelek-jelekan Islam," (Tafsir Thabari, jld. 14, hal. 313)
  3. Mereka yang baru masuk Islam lalu diberikan bantuan dari dana zakat agar mereka tetap teguh dalam keislamannya. Imam Zuhri pernah ditanya tentang "al-Muallafah Qulubuhum" kemudian beliau menjawab: "Orang Yahudi dan Nashrani yang masuk Islam". Demikianlah juga perkataan Hasan al-Bashri: "Mereka yang baru masuk Islam".
  4. Tokoh dan pemimpin muslim suatu kaum yang memiliki pengaruh besar terhadap keislaman kolega-kolega mereka yang masih kafir. Dengan diberikannya mereka diharapkan kolega-kolega merekapun masuk Islam. Hal ini sebagaimana yang dilakukan Abu Bakar ra dengan memberi 'Adi bin Hatim dan al-Zabarqan bin Badr (meskipun keislaman mereka sangat baik) karena kedudukan mereka di tengah-tengah kaumnya.
  5. Para pemimpin kabilah yang lemah imannya tetapi sangat ditaati oleh kaumnya, sehingga diharapkan dengan memberi mereka akan bertambah kuat imannya. sebagaimana para pemimpin penduduk Mekah yang masuk Islam, di antara mereka ada yang munafik, dan lemah imannya. Nabi saw memberi harta zakat yang banyak kepada mereka sehingga menjadi baik keislamannya.
Setiap golongan yang disebutkan di atas masih berhak mendapatkan harta zakat manakala tujuan dan maksud dari pemberiannya belum tercapai. Namun, apabila tujuan dan maksud dari permberian tersebut telah tercapai maka mereka tidak berhak lagi dikategorikan sebagai muallaf. Sedangkan muallaf yang kaya boleh mendapatkan harta zakat sebagaimana riwayat yang diterima dari Imam Zuhri ketika beliau ditanya tentang "al-Muallafah Qulubuhum", beliau menjawab: Mereka yang masuk Islam dari kalangan Yahudi dan Nashrani", lalu beliau ditanya lagi: "Meskipun mereka kaya?" Beliau menjawab: "Ya, meskipun mereka kaya." (al-Mushannaf, Ibnu Abi Syaibah, jld. 3, hal. 223).
Hal ini dilakukan agar mereka yang baru masuk Islam tidak merasa diabaikan dan tidak diperhatikan agar keiman mereka tetap kuat. Namun, peraturan ini tetap dikembalikan kepada negara dan pimpinan lembaga zakat.



2 Komentari ya..: